waktu luang
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,”Ada dua nikmat yang
sering disia-siakan: waktu luang dan kesehatan.” Pada kesempatan yang
lain, beliau juga pernah berpesan,”Ambillah yang lima sebelum datang
lima yang lainnya:…waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu.”
Dua penggal sabda Rasulullah diatas secara tegas memerintahkan kita untuk pandai memanfaatkan waktu luang. Setiap
manusia memiliki waktu yang sama: 7 hari dalam satu pekan, 24 jam dalam
sehari semalam. Kepandaian setiap orang dalam memanfaatkan jatah waktu
yang sama itulah yang akan membedakannya dari orang lain.
Ada
orang yang dengan 24 jam-nya mampu melakukan 100 kebaikan, sementara
ada pula orang yang dengan 24-jamnya hanya mampu melakukan 10 kebaikan.
Ada orang-orang yang dalam kesehariannya memiliki produktivitas sampai
100%, dan ada pula orang-orang yang dalam kesehariannya hanya mampu
memiliki produktivitas tidak lebih dari 10%. Mengapa bisa demikian?
Saya rasa, jawabannya adalah pemanfaatan waktu. Siapa yang paling
pandai memanfaatkan waktunya, dialah yang akan memiliki produktivitas
paling tinggi.
Nah,
diantara kepiawaian memanfaatkan waktu adalah kepandaian dalam
memanfaatkan waktu luang. Setiap kita pasti punya waktu luang. Waktu
luang itu bisa jadi berupa waktu yang betul-betul luang: tidak ada
agenda yang kita miliki ketika itu. Bisa jadi pula waktu luang itu
adalah alokasi waktu yang terlalu banyak untuk suatu hal seperti tidur
dan bersantai-santai.
Buatlah Perencaanaan
Mengapa
ada orang yang bisa sampai merasa tidak punya agenda pada suatu waktu?
Mengapa ada orang yang suatu ketika jadi bertanya pada dirinya sendiri:
”Mau ngapain ya saya saat ini?” atau ”Enaknya ngapain ya saat ini?”
Saya rasa sebabnya adalah karena yang bersangkutan kurang bagus dalam
perencanaan. Seandainya dia me-list segala hal yang semestinya dia
lakukan, kemudian mengurutkannya berdasarkan prioritas, saya yakin
alokasi waktu yang ada tidak akan cukup menampung semua hal yang telah
ia list tadi. Ini artinya mau tidak mau ia harus memangkas beberapa hal
yang berada pada urutan paling bawah, yang bisa jadi masih bisa
dilakukan pada kesempatan yang lain. Kenyataan seperti ini digambarkan
oleh seorang pejuang besar abad ini yang bernama Hasan Al-Banna ketika
ia berkata,”Kewajiban-kewajiban kita sesungguhnya lebih banyak daripada
waktu yang kita miliki.”
Melihat
kenyataan ini, jika ada orang yang pada suatu kesempatan masih sempat
merasa bahwa ia tidak punya agenda maka sudah pasti permasalahannya
adalah ketidakmampuannya dalam perencanaan agenda. Untuk menyiasati hal
ini, sangatlah baik jika setiap orang menyempatkan beberapa saat dari
waktunya untuk membuat perencaaan aktivitas. Bila perlu, catatlah
diatas kertas perencanaan aktivitas tersebut secara detail. Cara ini
cukup handal dalam rangka me-manage diri kita untuk bisa optimal dalam
pemanfaatan waktu.
Tinggalkan Hal-hal yang Tidak Jelas Manfaatnya
Ada
lagi fenomena lain dari ketidakmampuan seseorang memanfaatkan waktu.
Saya sering melihat orang-orang yang menghabiskan sekian lama dari
waktunya untuk hal-hal yang tidak jelas manfaatnya. Contohnya: ngobrol
kesana-kemari sambil leyeh-leyeh, tidur terlalu banyak, berjam-jam main
game, berjam-jam nonton televisi, dan sebagainya. Saya rasa hal-hal
seperti ini sangat sering merupakan penyebab habisnya waktu yang kita
miliki, tanpa kita sadari. Saya tidak jarang menemui orang-orang yang
mengeluh,”Waduh, saya tidak punya waktu nih.” Bahkan sayapun pernah
mengalaminya.
Lakukan Semuanya dengan Efisien
Ada
lagi orang-orang yang kehilangan waktunya karena ia terlalu boros dalam
penggunaan waktu. Yang saya maksud dengan boros disini adalah tidak
efisien. Contohnya, menghabiskan waktu empat jam untuk sebuah rapat
yang semestinya bisa dilakukan selama satu jam. Rapatnya menjadi
berlarut-larut karena masing-masing berangkat menuju rapat dengan
pikiran kosong, atau karena metode pembahasannya terlalu bertele-tele
dan tidak efisien, atau karena terlalu banyak canda dan tawa
didalamnya, atau terlalu banyak debat dan usulan-usulan yang tidak
perlu, atau karena sebab-sebab inefisiensi lainnya. Terus terang, saya
termasuk orang yang tidak sabaran dengan hal-hal seperti ini.
Jangan Menunda-nunda Pekerjaan
Ketidakpandaian
memanfaatkan waktu luang pada dasarnya adalah bom waktu. Jika seseorang
tidak bisa memanfaatkan waktu-waktu luangnya untuk menyelesaikan
kewajiban-kewajibannya, maka ia harus bersiap-siap menemui suatu waktu
dimana kewajiban-kewajiban itu akan bertumpuk dan menindih tubuhnya.
Ketika itu ia dipaksa harus menyelesaikan semuanya, banyak sekali,
sementara waktu yang ia miliki sangat terbatas. Ketika itulah biasanya
ia baru sadar mengapa ia tidak menunaikan kewajiban-kewajiban itu pada
waktu-waktu luang yang sebelumnya ia miliki. Ketika itulah ia akan
menyesal mengapa ia suka menunda-nunda segala sesuatu atau mengapa ia
tidak mampu merencanakan segala sesuatunya dengan lebih baik.
Kesimpulannya:
tidak memanfaatkan waktu luang berarti menyengsarakan diri sendiri, dan
memanfaatkan waktu luang berarti membuat enak diri kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar