Sabtu, 18 Februari 2012

bahaya waktu luang

waktu luang

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,”Ada dua nikmat yang sering disia-siakan: waktu luang dan kesehatan.” Pada kesempatan yang lain, beliau juga pernah berpesan,”Ambillah yang lima sebelum datang lima yang lainnya:…waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu.”
Dua penggal sabda Rasulullah diatas secara tegas memerintahkan kita untuk pandai memanfaatkan waktu luang. Setiap manusia memiliki waktu yang sama: 7 hari dalam satu pekan, 24 jam dalam sehari semalam. Kepandaian setiap orang dalam memanfaatkan jatah waktu yang sama itulah yang akan membedakannya dari orang lain.
Ada orang yang dengan 24 jam-nya mampu melakukan 100 kebaikan, sementara ada pula orang yang dengan 24-jamnya hanya mampu melakukan 10 kebaikan. Ada orang-orang yang dalam kesehariannya memiliki produktivitas sampai 100%, dan ada pula orang-orang yang dalam kesehariannya hanya mampu memiliki produktivitas tidak lebih dari 10%. Mengapa bisa demikian? Saya rasa, jawabannya adalah pemanfaatan waktu. Siapa yang paling pandai memanfaatkan waktunya, dialah yang akan memiliki produktivitas paling tinggi.
Nah, diantara kepiawaian memanfaatkan waktu adalah kepandaian dalam memanfaatkan waktu luang. Setiap kita pasti punya waktu luang. Waktu luang itu bisa jadi berupa waktu yang betul-betul luang: tidak ada agenda yang kita miliki ketika itu. Bisa jadi pula waktu luang itu adalah alokasi waktu yang terlalu banyak untuk suatu hal seperti tidur dan bersantai-santai.
Buatlah Perencaanaan
Mengapa ada orang yang bisa sampai merasa tidak punya agenda pada suatu waktu? Mengapa ada orang yang suatu ketika jadi bertanya pada dirinya sendiri: ”Mau ngapain ya saya saat ini?” atau ”Enaknya ngapain ya saat ini?” Saya rasa sebabnya adalah karena yang bersangkutan kurang bagus dalam perencanaan. Seandainya dia me-list segala hal yang semestinya dia lakukan, kemudian mengurutkannya berdasarkan prioritas, saya yakin alokasi waktu yang ada tidak akan cukup menampung semua hal yang telah ia list tadi. Ini artinya mau tidak mau ia harus memangkas beberapa hal yang berada pada urutan paling bawah, yang bisa jadi masih bisa dilakukan pada kesempatan yang lain. Kenyataan seperti ini digambarkan oleh seorang pejuang besar abad ini yang bernama Hasan Al-Banna ketika ia berkata,”Kewajiban-kewajiban kita sesungguhnya lebih banyak daripada waktu yang kita miliki.”
Melihat kenyataan ini, jika ada orang yang pada suatu kesempatan masih sempat merasa bahwa ia tidak punya agenda maka sudah pasti permasalahannya adalah ketidakmampuannya dalam perencanaan agenda. Untuk menyiasati hal ini, sangatlah baik jika setiap orang menyempatkan beberapa saat dari waktunya untuk membuat perencaaan aktivitas. Bila perlu, catatlah diatas kertas perencanaan aktivitas tersebut secara detail. Cara ini cukup handal dalam rangka me-manage diri kita untuk bisa optimal dalam pemanfaatan waktu.
Tinggalkan Hal-hal yang Tidak Jelas Manfaatnya
Ada lagi fenomena lain dari ketidakmampuan seseorang memanfaatkan waktu. Saya sering melihat orang-orang yang menghabiskan sekian lama dari waktunya untuk hal-hal yang tidak jelas manfaatnya. Contohnya: ngobrol kesana-kemari sambil leyeh-leyeh, tidur terlalu banyak, berjam-jam main game, berjam-jam nonton televisi, dan sebagainya. Saya rasa hal-hal seperti ini sangat sering merupakan penyebab habisnya waktu yang kita miliki, tanpa kita sadari. Saya tidak jarang menemui orang-orang yang mengeluh,”Waduh, saya tidak punya waktu nih.” Bahkan sayapun pernah mengalaminya.
Lakukan Semuanya dengan Efisien
Ada lagi orang-orang yang kehilangan waktunya karena ia terlalu boros dalam penggunaan waktu. Yang saya maksud dengan boros disini adalah tidak efisien. Contohnya, menghabiskan waktu empat jam untuk sebuah rapat yang semestinya bisa dilakukan selama satu jam. Rapatnya menjadi berlarut-larut karena masing-masing berangkat menuju rapat dengan pikiran kosong, atau karena metode pembahasannya terlalu bertele-tele dan tidak efisien, atau karena terlalu banyak canda dan tawa didalamnya, atau terlalu banyak debat dan usulan-usulan yang tidak perlu, atau karena sebab-sebab inefisiensi lainnya. Terus terang, saya termasuk orang yang tidak sabaran dengan hal-hal seperti ini.
Jangan Menunda-nunda Pekerjaan
Ketidakpandaian memanfaatkan waktu luang pada dasarnya adalah bom waktu. Jika seseorang tidak bisa memanfaatkan waktu-waktu luangnya untuk menyelesaikan kewajiban-kewajibannya, maka ia harus bersiap-siap menemui suatu waktu dimana kewajiban-kewajiban itu akan bertumpuk dan menindih tubuhnya. Ketika itu ia dipaksa harus menyelesaikan semuanya, banyak sekali, sementara waktu yang ia miliki sangat terbatas. Ketika itulah biasanya ia baru sadar mengapa ia tidak menunaikan kewajiban-kewajiban itu pada waktu-waktu luang yang sebelumnya ia miliki. Ketika itulah ia akan menyesal mengapa ia suka menunda-nunda segala sesuatu atau mengapa ia tidak mampu merencanakan segala sesuatunya dengan lebih baik.
Kesimpulannya: tidak memanfaatkan waktu luang berarti menyengsarakan diri sendiri, dan memanfaatkan waktu luang berarti membuat enak diri kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar